Pengadilan Distrik Uusimaa Barat telah menjatuhkan hukuman enam tahun tiga bulan penjara kepada Aleksanteri Kivimäki dalam kasus peretasan bersejarah. Basis data pasien dari institusi psikoterapi Vastaamo dibobol oleh Kivimäki, yang membuat sejarah hukum dalam jumlah korban tertinggi di Finlandia. Selain sejumlah tuduhan pelanggaran privasi (lebih dari 9.600), percobaan pemerasan (lebih dari 21.300), dan pemerasan (20 tuduhan), dia didakwa dengan pelanggaran data yang parah.
Menurut jaksa, Kivimäki membobol database Vastaamo pada tahun 2018, mengungkap data pribadi sekitar 33.000 orang. Dia kemudian berusaha mengumpulkan uang dari institusi tersebut dan kliennya, mengancam akan memposting informasi pribadi pasien di web gelap jika permintaannya tidak dipenuhi. Ketika Vastaamo menolak bekerja sama, dia akhirnya memposting catatan pasien di jaringan Tor, meskipun dia pertama kali meminta 370.000 euro dalam bentuk bitcoin .
Jaksa meminta hukuman maksimal tujuh tahun; namun demikian, pengadilan mengambil keputusannya setelah mempertimbangkan tindakan ceroboh Kivimäki, keseriusan dan sifat kejahatannya. Namun, Pengadilan mengakui sebagai unsur yang meringankan persetujuannya terhadap penyelesaian bersyarat dengan banyak penggugat.
Pengacara Kivimäki menyampaikan ketidakpuasan kliennya terhadap keputusan tersebut dan mengisyaratkan kemungkinan banding. Karena Kivimäki tidak pernah menjalani hukuman penjara dalam lima tahun sebelum peristiwa peretasan, ia dianggap oleh hukum Finlandia sebagai pelanggar pertama kali meskipun ia sebelumnya dinyatakan bersalah atas penipuan yang melibatkan panggilan darurat palsu ke American Airlines dan otoritas AS. .
Ville Tapio, mantan CEO Vastaamo, dijatuhi hukuman penangguhan tiga bulan penjara tahun lalu karena melanggar peraturan GDPR. Keputusan ini telah diajukan banding oleh Tapio dan jaksa, dan sidang dijadwalkan pada Mei 2025.